banner 728x250

THS–THM Distrik Atambua Rayakan HUT: Dari Simpang Lima Menuju Titik Nol, Mengikat Iman dan Jati Diri

ATAMBUA |BELUPOS.Com)— Di tengah udara pagi 10 November, yang tahun ini bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional, ribuan anggota THS–THM dari empat wilayah memenuhi Alun-alun Simpang Lima Atambua. Mereka datang bukan sekadar untuk merayakan ulang tahun organisasi, tetapi untuk menegaskan kembali siapa mereka, dari mana mereka berasal, dan untuk apa mereka berdiri.

Pemimpin upacara Romo Hironimus Masu,Pr juga sebagai Kordis dan sebagai preses seminari Lalian, dan Komandan upacara AIPDA Anton Manek Nesi,S.IP

Dari Belu, Kefamenanu, Malaka, hingga Mena, para utusan berdiri dalam satu barisan panjang—barisan yang disatukan oleh keyakinan Katolik dan semboyan yang tidak pernah pudar: Pro Patria et Ecclesia, membela bangsa dan gereja.

Setelah upacara, massa bergerak dalam perarakan dari Simpang Lima menuju Titik Nol Atambua. Di sana, Vikjen Keuskupan Atambua, Pater Vincent Wun, SVD, telah menunggu. Dentum drumband ULK SMPK Don Bosco menggema di sepanjang jalan, mengiringi langkah-langkah yang teratur namun penuh makna.
Di Titik Nol, penyambutan adat Hase Hawaka mengalir hangat—ditandai dengan pengalungan selendang kepada Vikjen, Kordis, dan para koordinator wilayah. Momentum itu menjadi pengingat bahwa THS–THM tumbuh dari tanah ini, dari tradisi yang tetap hidup di setiap generasi.

Perarakan kemudian berlanjut menuju Gereja Katedral Atambua untuk Misa Syukur yang dipersembahkan meriah oleh paduan suara ULK SMA Seminari Lalian. Selepas misa, acara seremonial pemotongan kue ulang tahun dilakukan oleh Pater Vincent Wun, SVD, lalu diberikan kepada Kordis dan para Korwil—sebuah simbol bahwa tanggung jawab organisasi bertumbuh bersama usia.

Dalam sambutannya, Pater Vikjen mengajak seluruh anggota untuk kembali ke akar iman.
Di HUT ini kita diajak untuk mencintai organisasi, menjaga gereja, dan setia pada iman Katolik demi bangsa dan tanah air,” ujarnya, menegaskan kembali roh organisasi yang telah mendampingi perjalanan umat di banyak daerah.

Romo Hironimus Masu,Pr memperdalam pesan itu dengan ajakan yang terarah kepada generasi muda.
Mari kita kembangkan wadah ini sebagai ruang pembentukan jati diri yang bernafaskan iman Katolik. OMK harus berani bergabung, berjuang, dan bertumbuh di sini,” tegasnya.

Sementara itu, Senior Stanis Bria Seran—anggota senior sekaligus Dewan Penasehat Distrik—mengirimkan pesan reflektif: semakin bertambah usia, semakin dewasa pula iman Katolik yang harus dihidupi para anggota.
“HUT ini dirayakan di seluruh dunia. Artinya, kita bagian dari tubuh besar yang memiliki tanggung jawab besar pula,” ungkapnya.

Di Atambua, perayaan itu bukan sekadar seremoni tahunan. Ia adalah perjalanan iman, tradisi, dan identitas—yang, pada akhirnya, membentuk siapa mereka sebagai generasi Katolik hari ini.

banner 325x300
Penulis: L24Editor: Agustinus Bobe

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *